PUBLIKNEWS. CO -SAMARINDA– Media sosial baru baru ini di gemparkan dengan kabar ancaman penyakit Ginjal Akut pada Anak-anak hingga menyebabkan kematian. Dikutip dari data Kemenkes RI. Sirup obat batuk yang mengandung paracetamol diduga merupakan penyebab kematian 70 anak akibat gagal ginjal akut di Gambia, Afrika Barat. Hal ini disebabkan karena obat dalam sediaan sirup tersebut mengandung dietilen glikol maupun etilen glikol.
Lantas dengan adanya kasus tersebut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan ada 206 kasus gangguan ginjal akut misterius atau gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak-anak di 20 provinsi Indonesia.
Atas dasar kejadian tersebut, Damayanti selaku Anggota Komisi IV DPRD Samarinda yang termasuk dalam bidangnya Kemasyarakatan turut prihatin atas kejadian ini.
Politikus asal PKB itu pun mempertanyakan Obat Sirup yang mengandung Paracetamol ini sudah beredar hampir seluruh apoteker yang ada di indonesia, tetapi mengapa baru ketahuan sekarang jika itu membahayakan untuk anak-anak. Hingga menyebabkan gangguan ginjal akut yang disertai kematian.
“Sangat di sayangkan, obat itu sudah dipasarkan sejak lama, tetapi mengapa baru timbul permasalahan seperti ini ketika ada temuan gagal ginjal itu,” ucapnya ditemui saat diruangannya. Kamis, (20/10/22).
Ia juga mempertanyakan kinerja Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang kurang pengawasan dalam mengawasi obat-obatan yang notabene dipasarkan untuk anak-anak.
“Pengawasannya BPOM nya kurang maksimal. Kalau saya pribadi sangat disayangkan sekali,” ucapnya.
Dengan adanya kejadian ini langkah yang diambil oleh Komisi IV DPRD Samarinda, Damayanti menuturkan, kedepannya sesuai dengan instruksi dari pemerintah pusat terkait peredaran obat-obat yang dilarang beredar di Samarinda nantinya.
“Jangan sampai apa yang dihimbaukan oleh pemerintah pusat untuk tidak mendistribusikan obat-obatan ini, ya jangan diedarkan,” pungkasnya.(Adv/Rid)