Publiknews. Co – Samarinda – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dalam mendorong terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kaltim. Sutomo Jabir menyatakan ada dua indikator yang menjadi kunci. Dua indikator itu adalah kecakapan sumber daya manusia (SDM) dan terpenuhinya infrastruktur.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Sutomo Jabir mengatakan kedua hal tersebut menjadi pemicu semangatnya untuk terus memperjuangkan dalam ketersediaan anggaran di APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) di DPRD Kaltim.
“Produksi pertanian di sejumlah kawasan di Kaltim cukup melimpah, seperti di Kecamatan Karangan, Kenohan, Sangkulirang, Busang, dan lainnya, namun karena minimnya infrastruktur, maka hal ini sia-sia karena kesulitan menyangkut hasil bumi,” ujar Jabir di Samarinda, Jumat.
Akibat infrastruktur yang minim ini, sehingga berdampak pada sulitnya akses, akibat adalah hasil pertanian sulit diangkut ke luar, sedangkan komoditas dari luar harganya menjadi naik tinggi karena biaya angkut yang mahal.
Pedagang di Samarinda dan Balikpapan, katanya, lebih memilih mendatangkan komoditas pertanian dari Sulawesi Selatan ketimbang dari Kabupaten Kutai Timur, Kutai Barat, dan lainnya karena ongkos dari kabupaten sesama Kaltim relatif lebih tinggi.
“Sementara jika mendatangkan komoditas dari Sulawesi Selatan baik berupa beras, jagung, gula merah, dan berbagai produk olahan pertanian lainnya, hanya membutuhkan waktu satu malam melalui kapal sehingga harganya bisa ditekan,” ujarnya.
Lantaran, yang menyebabkan pertanian Kaltim sulit berkembang, karena produksi petani sulit dijual ke luar daerah meski masih satu provinsi, akibat dari belum terpenuhinya infrastruktur dasar, terutama jalan dan jembatan.
Lanjutnya, Ia. Dalam faktor lainnya adalah masih SDM yang belum mampu bersaing dengan daerah lain, terutama terkait pemanfaatan teknologi, sehingga pihak terkait diharapkan gencar melakukan pelatihan berbasis kebutuhan masyarakat agar SDM Kaltim memiliki daya saing. (Adv)