PUBLIKNEWS.CO, SAMARINDA – Munculnya wacana penambahan transportasi angkutan kota (angkot) di Samarinda yang digagas oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, dinilai anggota DPRD Samarinda Anhar tidak tepat.
Gagasan yang digadang-gadang akan mampu mengatasi persoalan kemacetan di Samarinda tersebut, dianggap mengada-ada dan berlebihan. Lantaran, penyebab kemacetan tidak hanya karena persoalan jumlah kendaraan, tetapi juga parkir liar hingga banjir.
“Penambahan transportasi angkot di Samarinda ini bukan solusi mengatasi masalah macet, karena itu harus dilihat secara komprehensif. Apakah betul kemacetan di Samarinda ini terjadi karena kepadatan lalulintas? Tidak ada aspek lain, seperti banjir dan sebagainya,” ujarnya, saat ditemui Kamis kemarin (3/2/2022).
Persoalan banjir yang disebabkan oleh hujan maupun luapan air sungai, termasuk aktivitas pasar di pinggir jalan dan pengerjaan proyek jalan, turut andil menyumbang kemacetan lalulintas.
“Sekarang, tidak ada hujan pun, tapi sungai pasang bisa banjir, apalagi kalau hujan. Kemudian ada pasar malam, macet juga. Ada galian pipa, macet juga. Jadi jangan berpikir lompat kodok, lompatan yang sedikit. Kita justru harus melompat jauh,” terangnya.
Politisi dari PDIP ini meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, dalam hal ini Dishub Samarinda untuk cerdas membaca dan mengetahui blue print Samarinda. Sehingga, penanganan kemacetan benar-benar bisa dilaksanakan dengan benar.
“Kita harus lihat blue print Kota Samarinda tentang penanganan masalah lingkungan, masalah kemacetan dan infrastruktur pendukung lain. Itu harus dilihat secara komprehensif, apakah kalau ditambah angkot akan mengatasi masalah kemacetan? itu kurang tepat,” ujarnya.
Jika wacana penambahan angkot di Samarinda tetap dilaksanakan, maka kata Anhar, masalah baru akan muncul. Seperti yang terjadi beberapa tahun sebelumnya, dimana persoalan trayek angkot menjadi masalah krusial dan berkepanjangan.
“Kita belum tahu menumpuk dimana kemacetan ini, harus bangun terminal lagi. Jadi saya pikir, jangan kita berpikir sempit. Angkot ini, mengenai batasan-batasan bagaimana. Apakah nanti akan ada masalah dengan trayek, bisa jadi,” katanya lagi.
Saat ini, kata dia, kecanggihan teknologi digitalisasi semakin tumbuh pesat. Kebutuhan transportasi pun semakin mudah didapat masyarakat, hanya dengan menggunakan aplikasi transportasi berbayar, yang lebih cepat, murah dan langsung sampai tujuan.
“Semua itu sudah ada segmen masing-masing. Kalau masalahnya masyarakat tidak terlayani kebutuhan angkot, itu wajar. Artinya ada kekurangan transportasi. Sekarang sudah ada segmen, kecanggihan teknologi digitalisasi sekarang sudah ada aplikasi transportasi,” pungkasnya.
Penulis : Han