PUBLIKNEWS.COM.SAMARINDA.Banyaknya pemukiman baru dan meningkatnya jumlah penduduk Kota Tepian menyebabkan melonjaknya kebutuhan serta pemasangan aliran air. Sehingga, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda memprioritaskan program penyaluran air bersih tersebut.
Menurut Anggota Komisi II DPRD Samarinda Muhammad Rudi, kebutuhan akan air bersih akan terus menjadi suatu persoalan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Namun, saat ini langkah Pemkot melalui Perumdam Tirta Kencana sudah sangat signifikan.
Belum lama ini Wali Kota Samarinda Andi Harun mengusulkan kepada Perumdam Tirta Kencana untuk memaksimalkan pelayanan Instalasi Pengolahan Air (IPA) serta membuka sambungan baru. Upaya ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan akan air bersih warga Kota Samarinda.
“Saat ini IPA Sungai Kapih juga telah dibangun, kedepannya di IPA Cendana akan ada intake baru dengan kersama dari Korea. Hal ini memang bukan perkara mudah, tidak dalan 2 sampai 3 hari selesai membangunnya,” ujarnya.
Selanjutnya, Pemkot baru-baru telah sepakat meneruskan penyelesaian IPA Bendang II. Sebab, pembangunan IPA Bendang II tersebut telah mangkrak selama belasan tahun karena terhambat persoalan hukum.
“Saya rasa jika persoalan ini sudah terselesaikan dan IPA disana sudah berfungsi, insya Allah kebutuhan air Samarinda bisa terpenuhi. Tapi, tergantung bagaimana kepala daerahnya,” terangnya.
Selain itu, ia pun mengakui untuk merealisasikan penyelesaian IPA Bendang II bukan perkara yang mudah dengan adanya persoalan yang komplek di dalamnya. Namun, jika hal ini tidak dilanjutkan, akan menimbulkan kerugian untum Pemkot.
“Memang membutuhkan dana miliaran lagi untuk membenahinya. Tapi sangat disayangkan kalau sampai mangkrak, tanahnya tidak bisa di apa-apakan sehingga investor rugi dan Pemkot juga rugi,” ungkapnya.
Politikus Partai Gerindra ini pun berharap sejumlah permasalahan masyarakat mengenai air bersih bisa ditanganin secara bertahap. Tentunya, dengan perhatian dari wali kota yang sedang memprioritaskan kebutuhan akan air bersih demi masyarakat Kota Samarinda.
“Tidak seperti di kota-kota lain, permasalahan di Samarinda ini dipengaruhi soal Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta bertambahnya penduduk,” demikian Rudi.(Adv)