PUBLIK NEWS.CO.-SAMARNDA, Sudah memasuki pekan ke empat ketidak nyamanan pemilik kendaraan roda empat dalam memenuhi kebutuhan BBM kendaraannya.
Antrian mobil kiri kanan jalan di titik titik SPBU menjadi hal yang memuakkan warga samarinda.
Status sebagai kota penghasil minyak berbanding terbalik dengan kenyamanan memperoleh BBM untuk kendaraan masyarakat. Sebaliknya malah menciptakan keresahan setiap hari bagi warga.
Anehnya hingga detik ini belum ada rumusan bagaimana antrian panjang roda empat menanti berjam jam giliran pengisian BBM seolah belum ada rumusan. Demikian sulitnya memperoleh pengisian BBM ke tangki tangki kendaraan roda empat di Samarinda.
Yang paling merasa menderita dengan antrian BBM adalah mobil mobil berukuran raksasa atau Dantrack. Langkanya Solar membuat stress sejumlah perusahaan jasa angkutan di Samainda
Lantaran belum ditemukannya jawaban solusi keadaan kelangkaan BBM itu, Komisi III DPRD Kota Samarinda harus menciptakan berinisiatif sendiri untuk menyelidiki penyebab kelangkaan BBM ini. Baru baru ini para wakil rakyat di DPRD Samarinda, khususnya Komisi III turun gunung melakukan monitoring SPBU yang kerap mengalami antrean truk di bahu jalan.
Hal ini dilakukan sebagai ikhtiar followup hasil sidak yang di lakukan pada Kamis (11/11/2021) lalu.
Seperti diketahui sidak SPBU, telah melahirkan rekomendasi untuk menyelidiki manejemen pertamina yang dicurigai menyimpan kejanggalan berdasarkan data data dan analisa maupun hasil observasi Komisi III DPRD Kota Samarinda. Hal tersebut misalnya diakui oleh Ketua Komisi III, Angkasa Jaya Djoerani misalnya,
Menurut Angkasa Jaya, kejanggalan Pertamina dirasakan saat sidak berlangsung antrean yang terjadi cenderung lebih sedikit dari biasanya. Bahkan di beberapa titik yang biasanya antre hingga jaraknya capai ratusan meter, saat sidak dilakukan kondisinya langsung normal.
Ada semacam pengkondisian momen sidak agar tidak terjadi antrian panjang seperti biasa .oleh Komisi III kondisi itu menjadi tanda Tanya besar sebab dicurigai telah terjadi permainan dibalik kelangkaan BBM selama ini oleh oknum. “Enggak biasanya sedikit seperti ini, kalau di SPBU dekat islamic itu biasanya panjang, ini yang antri cuma 3 truk, kok tumben ya,” tanya Angkasa, kepada awak media pada Jumat, (12/11/2021).
Melihat titik sidak SPBU yang telah direkomendasikan oleh Pertamina, Angkasa meminta kepada rombongan untuk sidak yang tidak belum direkomendasikan oleh Pertamina. Yakni di jalan Untung Suropati, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang.
Yang mana merupakan Daerah Pemilihan (Dapil) Angkasa Jaya.
Saat di lokasi yang tidak masuk dalam rekomendasi Sidak, DPRD menemukan temuan yang tidak ditemukan saat dititik yang telah direkomendasikan, hal ini menjadi catatan dari DPRD kepada SPBU maupun Pertamina. Sebagai informasi, beberapa pekan lalu di lokasi SPBU yang berada di jalan Untung Suropati, pernah memakan korban jiwa akibat truk yang parkir di bahu jalan, dan menurut Angkasa Jaya menilai perlu untuk melakukan sidak di lokasi tersebut. “Saat saya baca titiknya, saya tidak melihat ada SPBU yang di Dapil saya, jadi saya inisiatif meminta rombongan kesana, dan sampai disana kita dilihatkan truk yang penuh di dalam SPBU, bahkan mobil enggak bisa masuk karena truk penuhin Pom,” ungkapnya.
“Emang sih enggak ngantri dijalan, tetapi semua truk itu masuk kedalam SPBU,” lanjutnya.
Karenanya, untuk membuktikan apa yang disampaikan waktu sidak oleh SPBU maupun pihak Pertamina maka Politikus PDI-P tersebut berinisiatif memberikan tugas kepada rekan kerjanya di Komisi III untuk memonitoring SPBU di tiap Dapil masing-masing. “Saya akan meminta anggota Komisi untuk mengkroscek SPBU tiap Dapil, apakah sesuai dengan yang disampaikan saat sidak,” pungkasnya.
Penulis.**Anisa