Publiknews. Co, Samarinda – Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti melakukan rapat bersama Bapedda terkait sosialisasi pembuatan dokumen analisis gender dalam Perencanaan Pembangunan yang Responsif Gender. Dilaksanakan di ruang rapat gedung Bapedda Litbang kota Samarinda. lalu
Dalam kesempatan itu, Perempuan yang akrab disapa Puji tersebut mengatakan, pada pembahasan pembangunan yang responsif gender sudah seharus dilakukan dan diterapkan dalam pembangunan kota Samarinda.
“Kita menuju pada perencanaan pembangunan yang responsif gender, saya datang kesini untuk mensosialisasikan Perda No. 2/2020. Tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan di kota Samarinda,” ungkapnya. Rabu (5/4/2023)
Adapun yang melatarbelakangi dibuatnya Perda tersebut, kata Puji karena ada ditemukanya banyak kasus-kasus terutama kesenjangan perempuan dan laki-laki, sehingga lahirlah Perda tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan kota Samarinda.
Namun dikatakan. “Selama 2-3 tahun ini saya mengikuti, harusnya sudah tersosialisasikan dan setiap tahun saya selalu mengikuti Musrembang kelurahan, kecamatan, kota, konsultasi publik, lalu pada saat pelaksanaan dan di ahiri dengan pertanggungjawaban dari bapak wali kota terkait anggaran tahun berjalan. Saya melihat perda ini masih sangat belum terimplementasi dengan bagus karena adanya hambatan,” tuturnya.
Dijelaskan Puji bahwa, hambatan itu ada disetiap OPD selaku pemilik kebijakan yang belum memahami tentang pengarusutamaan gender, terlebih dengan perencanaan pembangunan yang responsiden kepada seluruh masyarakat.
Sehingga pada sosialisasi tersebut diharapkan, kepada OPD bahkan kepala OPD yang dalam hal ini sebagai vokal pointnya, agar bisa menyelaraskan pengarusutamaan gender dimasukan kedalam program-program pembangunan yang responsif gender.
“Perencanaan pembangunan yang responsif gender yang dimaksudkan adalah dana yang ada (apbd) itu bisa kita bisa mengurangi gep (benturan) antara kaki-laki dan perempuan, jadi kita harapkan jalan yg dibangun itu yang responsif terhadap kebutuhan laki-laki dan perempuan. Jadi di dalamnya ada disabilitas agar dibuatlah jalan untuk disabilitas, lalu tangga, tangga yang dibutuhkan perempuan tidak boleh curam, dan untuk anak-anak harus ramah terhadap anak bahkan taman pun harus juga baik,” terangnya puji sembari mengakhiri wawancara. (Red/Adv)