Publiknews. Co -Samarinda- Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Jasno, mengatakan sangat bagus dan terata Pemerintah Kota Makassar melakukan penataan reklame di kawasan Kota Makassar.
Hal tersebut berkaitan dengan kunjungan kerja (kunker) Komisi III DPRD Samarinda ke kota Makassar beberapa hari yang lalu, dalam rangka studi banding mengenai tata letak kota.
Menurut Jasno tata letak kelola terkait reklame disana cukup bagus dan tertib serta aturan yang ada mereka patuhi dan kontribusinya untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) sudah nyata dan berjalan dengan baik.
“Penataan reklame di sana sangat bagus, aturan tata kelola atau regulasinya dipatuhi, sehingga kontribusi PAD-nya jelas,” kata Jasno memuji.
Dikatakaaln oleh Jasno bahwa kondisi reklame di Kota Samarinda sangat berbeda dan bertolak belakang dengan yang ada di Kota Makassar.
Menurutnya dari ratusan reklame yang ada di Kota Samarinda, hanya ada beberapa yang berizin. Diketahui saat ini hanya 18 reklame yg berizin dan hanya beberapa yang mematuhi aturan dan regulasi yang ada dan masih banyak yang berhamburan tidak karuan.
Jasno juga berharap, dengan kita belajar dari Kota Makassar, Kota Samarinda ke depannya harus mampu membenahi kesemrawutan tata kelola penataan pemasangan reklame yang ada.
Dalam kunker tersebut, Jasno dan anggota Komisi III lainnya juga berkesempatan melihat secara langsung penataan jaringan kabel operator bawah tanah (Sistem tanam) di Kota Makassar.
Komisi III mlihat bagaimana kota Makassar telah melakukan penataan kabel operator dijadikan satu tempat. Sejenis terowongan bawah tanah
Dan para operator membayar sewa atau retribusi kepada pemerintah selaku pihak yang memfasilitasi.
Dengan Kunjungan tersebut bertujuan untuk mbenahi menata kota Samarinda terkhusus untuk papan reklame dan jaringan kabel operator dinilai dapat membantu peningkatan PAD Kota Samarinda nantinya.
Untuk kedepannya , Jasno harap Pemkot Samarinda, juga bisa membuat semacam kanal atau terowongan bawah tanah yang nantinya menjadi wadah untuk semua kabel operator.
“Harapan kita ke depan ingin itu dijadikan satu tempat, buat seperti kanal, atau terowongan tapi tertutup dan memang disitu ruang untuk kabel-kabel operator. Kalau bisa kedepannya PLN juga melakukan hal yang sama sehingga tidak semrawut dan,” harapnya Jasno.
Penulis : Farid