PUBLIKNEWS.CO,, SAMARINDA – Pandemi COVID-19 masih melanda Kota Samarinda yang menyebabkan sektor wisata dari sektor perhotelan skala menengah ke atas terdampak.
“Sebenarnya UMKM tidak terpengaruh dan tidak anjlok banget, karena imbas pandemi pada sektor menengah ke atas. Seperti perhotelan skala besar, itu yang lebih merasakan. Kalau yang menengah ke bawah seperti UMKM tidak terlalu merasakan,” ujar anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda Laila Fatihah
Dikatakannya, di masa awal-awal pandemi COVID-19, penurunan sangat terasa di sektor perhotelan. Tetapi dengan berjalannya waktu, sektor ini mulai kembali bangkit.
“Sekarang hotel-hotel besar mengandalkan event wedding atau pameran. Mereka memilih meningkatkan penghasilan dari penyewaan aula, dibanding untuk layanan menginap, karena memang tidak bisa diharapkan dari situ,” ujarnya.
Legislatif dari partai PPP ini menyebut, andil dari sektor perhotelan dalam hal menyumbang pajak daerah relatif besar, yakni 40 persen. Sehingga pemerintah tetap berupaya mendongkrak kembali hidup sektor perhotelan di Samarinda.
“Yang paling besar PAD (pendapatan asli daerah) dari perhotelan, 40 persen. Kalau yang lainnya dari parkir dan sebagainya. Maka itu kita terus berupaya meningkatkan apa yang bisa kita jual di sini,” terangnya.
Mengenai PAD yang diterima dari sektor perhotelan di masa pandemi, kata Laila, walaupun belum bisa maksimal diluar dari masa pandemi, tapi peningkatan PAD masih ada.
Tetapi, untuk 2 bulan terakhir, Komisi II DPRD Samarinda belum menerima laporan dari pihak Bapenda Kota Samarinda.
“2 bulan ini kami belum dapat laporan, tapi kalau tahun lalu bagus, ada peningkatan. Sebenarnya setiap 3 bulan sekali dari Bapenda memberikan laporan mengenai berapa kenaikan kita, kalau sekarang saya tidak bisa memastikan apakah kita naik atau turun, karena harus by data,” katanya.
“Maret ini biasanya kami dapat laporan dari Bapenda. Biasanya di situ sudah bisa kelihatan turun atau naiknya,” imbuhnya.
Penulis : Han