Publiknews.co, Samarinda — Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Puji Setyowati, ia menyoroti dampak negatif dari obsesi terhadap idola Kpop dikalangan anak-anak. Di tengah arus globalisasi budaya, Indonesia kini menjadi saksi dari maraknya budaya Korea-Pop (K-Pop) yang mendominasi dunia hiburan. Fenomena ini menciptakan gelombang antusiasme di kalangan masyarakat Indonesia, terutama kalangan anak muda.
Para penggemar K-Pop, yang dikenal sebagai K-Popers, semakin memperkuat kehadiran mereka di tanah air. Dari konser, merchandise, hingga tarian ala K-Pop, tren ini telah menembus berbagai lapisan masyarakat.
“Kita sangat prihatin terhadap pengaruh buruk yang muncul dari anak-anak yang meniru perilaku idola mereka. Kebanyakan mereka memasang cover di hp-nya menggunakan artis korea, padahal itu lebih baik menggunakan foto orang tua mereka,” ujarnya pada Kamis (30/11/2023).
Ia menilai anak-anak terlalu terpengaruh oleh idola dari luar, bisa berakibat negatif. Terutama saat orang mengabaikan peran mereka terhadap pengawasan dan pendidikan terhadap anak-anak mereka.
“Sudah ada edukasi kemarin melalui reses ke sekolah-sekolah, sekarang tinggal bagaimana orang tuanya bertanggung jawab di rumah untuk tidak membiarkan anaknya suka bereksis sendirian dan lebih memperhatikan jam pulang anak,”
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya dilakukan pengawasan dan pemdampingan orang tua dalam membentuk perilaku positif anak yang akan menjadi generasi muda bangsa.
“Karena itu, peran orang tau sangat penting dalam membimbing anak-anak, karena dalam 18 jam sehari, anak menghabiskan waktunya di rumah. Jika ada perilaku anak yang negatif, pertanyaannya adalah dari mana asal perilaku tersebut,” tutur Puji.
Harapannya, orang tua untuk lebih memperhatikan dunia luar anak agar nantinya tidak terpengaruh dengan dunia luar.
Penulis Nur Ainunnisa | Editor Eka Mandiri
Publiknews.co, Samarinda — Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Puji Setyowati, ia menyoroti dampak negatif dari obsesi terhadap idola Kpop dikalangan anak-anak. Di tengah arus globalisasi budaya, Indonesia kini menjadi saksi dari maraknya budaya Korea-Pop (K-Pop) yang mendominasi dunia hiburan. Fenomena ini menciptakan gelombang antusiasme di kalangan masyarakat Indonesia, terutama kalangan anak muda.
Para penggemar K-Pop, yang dikenal sebagai K-Popers, semakin memperkuat kehadiran mereka di tanah air. Dari konser, merchandise, hingga tarian ala K-Pop, tren ini telah menembus berbagai lapisan masyarakat.
“Kita sangat prihatin terhadap pengaruh buruk yang muncul dari anak-anak yang meniru perilaku idola mereka. Kebanyakan mereka memasang cover di hp-nya menggunakan artis korea, padahal itu lebih baik menggunakan foto orang tua mereka,” ujarnya pada Kamis (30/11/2023).
Ia menilai anak-anak terlalu terpengaruh oleh idola dari luar, bisa berakibat negatif. Terutama saat orang mengabaikan peran mereka terhadap pengawasan dan pendidikan terhadap anak-anak mereka.
“Sudah ada edukasi kemarin melalui reses ke sekolah-sekolah, sekarang tinggal bagaimana orang tuanya bertanggung jawab di rumah untuk tidak membiarkan anaknya suka bereksis sendirian dan lebih memperhatikan jam pulang anak,”
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya dilakukan pengawasan dan pendampingan orang tua dalam membentuk perilaku positif anak yang akan menjadi generasi muda bangsa.
“Karena itu, peran orang tau sangat penting dalam membimbing anak-anak, karena dalam 18 jam sehari, anak menghabiskan waktunya di rumah. Jika ada perilaku anak yang negatif, pertanyaannya adalah dari mana asal perilaku tersebut,” tutur Puji.
Harapannya, orang tua untuk lebih memperhatikan dunia luar anak agar nantinya tidak terpengaruh dengan dunia luar.
Penulis Nur Ainunnisa | Editor Eka Mandiri