PUBLIKNEWS.CO, SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda Samri Shaputra mengatakan, banjir yang terjadi di Kota Samarinda saat ini diakibatkan dari kondisi alam.
Dia menyebut, kondisi air pasang dan tingginya curah hujan di Kota Samarinda ikut berpengaruh pada terjadinya banjir.
“Banjir yang terjadi saat ini memang kita bukan ingin mengkambing hitamkan alam, tapi memang kondisi alam. Saat ini air pasang, musim hujan juga mulai tiba, sehingga tidak akan bisa memecahkan permasalahan itu,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Samri mengakui, drainase di Kota Samarinda memang masih kurang perawatan, sehingga berdampak pada semakin parahnya banjir.
“Memang selain faktor alam, kita akui di Samarinda ini faktor penyebab banjir karena drainase saat ini kurang bagus. Drainase kurang perawatan dan perhatian, padahal drainase kita sudah banyak. Tapi semua dangkal,” katanya.
Untuk itu, Samri meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui OPD terkait, untuk dapat melakukan normalisasi drainase yang ada di Samarinda dan mematangkan program pengentasan masalah banjir di Samarinda.
“Kita mau pemerintah sekarang ini bukan membangun, yang perlu sekarang itu normalisasi parit yang sudah dangkal untuk dikeruk, termasuk waduk Benanga, sungai juga perlu dibenahi,” ujarnya.
Secara pribadi, Samri menilai, Pemkot Samarinda di bawah kepemimpinan Andi Harun masih belum mampu mengatasi banjir dan memberikan evaluasi, karena masih melanjutkan pemerintahan sebelumnya.
“Kalau sebelumya itu masih melanjutkan pemerintahan sebelumnya, jadi kinerja beliau kita evaluasi tahun depan. Kalau kita lihat dari program-program yang berjalan, dia sudah pro untuk penanganan banjir. Sementara ini yang dipaparkan, disampaikan alokasi anggaran itu lebih besar, lebih banyak diarahkan ke penanggulangan banjir dan perbaikan drainase,” katanya.
“Misalnya pembangunan di Jalan S Parman, pintu air dianggarkan porsinya lumayan besar, hampir Rp 200 miliar dan itu yang akan kita evaluasi,” sambungnya.
Sementara, lanjut dia, banjir yang terjadi saat ini adalah sebagai warisan dari pemerintahan sebelumnya.
“Yang terjadi sekarang, warisan dari pemerintahan sebelumnya. Kalau ditanya kinerjanya, masyarakat Samarinda bisa menilai karena mereka yang terdampak,” ujarnya.
Masih kata Samri, banjir yang terjadi di Samarinda sekarang ini mulai berkurang, terutama banjir di titik lokasi yang menjadi wilayah langganan banjir.
“Ada perubahan signifikan, titik banjir sudah lumayan berkurang. Di Lembuswana kalau hujan hanya banjir sedikit, kalau dulu banjir memakan waktu lama. Hanya saja sekarang belum berkoneksi antara drainase satu dengan yang lain, sehingga belum maksimal. Paling tidak prosesnya sudah bagus, sudah mengalir hanya tinggal mengalirkan ke sungai,” pungkasnya.
Penulis : Han