PUBLIK NEWS.COM.SAMARINDA.Pemerintah Pusat sedang merancang konversi energi dari LPG subsidi tiga kilogram ke kompor listrik. Wacana ini bakal diterapkan secara nasional dengan harapan keandalan pasokan listrik di Indonesia ikut mendukung.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri akan mengurangi konsumsi gas elpiji 3 kilogram dan menggantinya dengan kompor listrik secara bertahap. Untuk tahap awal, pemerintah sedang melakukan uji coba di beberapa kota seperti Solo, Jawa Tengah; Denpasar, Bali, dan Sumatera yang masing-masing diberikan ke 1000 rumah tangga dengan kapasitas daya listrik antara 450-900 VA. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan dari uji coba itu pemerintah ingin mengetahui apakah biaya yang dikeluarkan masyarakat dengan kompor listrik lebih besar atau lebih kecil.
Dalam uji coba ini, rumah tangga yang memiliki kompor listrik dipasangi jaringan baru yang khusus dipakai untuk memasak. Kompor itu pun diklaim bisa mencatat konsumsi listrik yang terpakai.
Jika uji coba pertama ini berjalan mulus, kata Dadan, maka uji coba yang lebih besar akan dilakukan untuk 300 ribu rumah tangga dan tidak menutup kemungkinan bakal dijadikan program nasional.
Kritikan dan masukan ikut disampaikan kalangan politisi dan masyarakat. Baik di pusat maupun daerah. Wakil ketua Komisi IV DPRD Kota samarinda, Dr. Sani Bin Husain juga mewanti-wanti pemerintah agar cermat melakukan perhitungan dan kajian secara matang. Pasalnya, situasi dan kondisi masing-masing daerah berbeda, khususnya terkait suplai energi listrik. Banyak daerah di indonesia yang belum menikmati listrik atau aliran listrik belum stabil.Apalagi listrik sering byarpet. “Kan repot, tiba-tiba menanak nasi, numis kangkung, goreng ikan, listrik tiba-tiba padam. Padamnya juga lama. Sementara gas elpji kosong, bisa cari makan tempat lain. Wacana ini justru buat repot masyarakat. Harus dikaji lagilah,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Samarinda itu.
Di sisi lain, menurutnya sekarang masyarakat sudah nyaman melakukan aktivitas dapur dengan elpiji. Dulunya elpiji merupakan konversi dari pengunaan kompor minyak tanah. “Kalau diganti lagi dengan kompor listrik, jelas ini menambah beban masyarakat. Ia sanksi wacana konversi tersebut bakal berjalan sukses. Apalagi harga listrik juga tidak murah dan terus naik. “Mau berapa lagi beban biaya harus di tanggung masyarakat kecil. Di tengah-tengah dampak kenaikan BBM bersubsidi yang tengah di rasakan, jelas ini beban yang cukup menyiksa rakyat kecil. Pungkasnya ( Red)