PUBLIKNEWS. CO -SAMARINDA– Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda Laila Fatihah menyoroti penutupan PKL di Tepian Mahakam. Dimana surat itu menyebutkan batas berjualan bagi PKL hanya sampai 3 Oktober 2022.
Lantas Dia mempertanyakan keberadaan surat edaran penutupan PKL di Tepian Mahakam yang ditandatangani Sekda Samarinda dengan alasan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
“Apakah layak surat itu dikeluarkan Sekda. Berdasarkan laporan, Pemkot belum pernah mengajak mereka (IPTM) duduk bersama. Kalau memang itu binaan, seharusnya ada tanggungjawab melakukan pembinaan. Semestinya yang ditertibkan adalah oknum tak bertanggungjawab. Kalau dasar penutupannya RTH, maka semua pedagang yang berjualan di sepanjang Tepian Mahakam harus ditertibkan, tanpa ada kecuali,” tegas Layla
Sebab, Layla mengatakan, surat edaran tersebut tidak ditembuskan ke DPRD kota Samarinda.
“Saya sayangkan surat edaran itu tidak ditembuskan ke dewan. Seolah-olah ingin menutupi masalah penutupan itu dari dewan,” ucap Laila Fatihah, beberapa waktu lalu.
Semestinya, kata dia, Pemkot Samarinda menjalin komunikasi intens dengan Ikatan Pedagang Tepian Mahakam (IPTM).
“Kalau komunikasi terjalin lancar, maka komitmen yang telah dibangun akan berjalan. Dan, ini saya lihat sebenarnya bukan salah IPTM, namun mereka justru kena getahnya. Ternyata banyak pedagang ilar yang berjualan disana. Seharusnya, Pemkot menindak pedagang liar tersebut,” tandasnya.
Penulis : Rid