PUBLIKNEWS. CO -SAMARINDA– Anggota Dewan Provinsi Kaltim Veridiana Huraq Wang menyebutkan, Kaltim belum mampu menopang ketahanan pangan. Hal tersebut Ia ungkapkan karena sebagian lahan yang tersedia memiliki kandungan yang belum memungkinkan untuk bercocok tanam.
Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Veridiana Huraq menjelaskan, Kaltim saat ini masih belum bisa melakukan swasembada terhadap sektor pertanian maupun perkebunan. Jika dibandingkan dengan Pulau Jawa, Bumi Etam sendiri memiliki alam yang kesuburannya tidak konsisten. Sehingga tak heran jika 70 persen pangan di Kaltim masih didatangkan dari luar daerah.
“Benar 70 persen kita masih mengharapkan pasokan luar, faktornya kita belum bisa menopang karena alam kita jika dibandingkan daerah Jawa sangat berbeda tingkat kesuburannya,” jelasnya, Minggu (30/10/202)
Selanjutnya Ia mengungkapkan, hal itu juga disebut belum dapat menjawab kendala mengenai kandungan alam di Kaltim.
Namun bukan berarti Sumber Daya Alam (SDA) Kaltim tak memiliki manfaat sama sekali. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengungkapkan, alam di Kaltim lebih didominasi oleh kandungan asam, maka SDA yang berlimpah hingga saat ini yaitu batu bara.
“Kandungan asam ini yang mengakibatkan kita sedikit kesulitan untuk melakukan budi daya tanaman yang bernilai ekonomis,” tuturnya.
Srikandi DPRD Kaltim tersebut, kemudian memberikan salah satu contoh pada sektor jagung yang dimana pola penanamannya memiliki perlakuan yang sama dengan para petani yang ada di Pulau Jawa. Kendati demikian hasil panennya memiliki perbedaan.
Tetapi meskipun pasokan pangan masih mengharapkan dari luar daerah, Veridiana justru mengungkapkan hal itu dapat menjadi peluang baik bagi pendapatan, namun pola masuknya barang yang mesti diubah, seperti pasokannya harus melalui lembaga koperasi.
#ADV,Rid