Publiknews. Co -Samarinda- Gelombang aksi ujuk rasa Jilid II menolak kenaikan harga BBM bersubsidi terus berlangsung. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kalimantan Timur Membara melaksanakan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Kaltim, Samarinda.
Kordinator Lapangan Aksi yaitu Sayid Ferhat mengatakan akan memboikot Gedung DPRD jika tuntutan mereka tak bisa disepakati oleh para wakil rakyat tersebut. Ferhat meminta agar seluruh pimpinan dan anggota DPRD Kaltim segera keluar dari gedung dan mennyatakan sikap tegas bahwa DPRD Kaltim juga sepakat menolak kenaikan BBM.
“Kami mau lihat, kami mau dengar di tengah situasi seperti ini mengapa pemerintah menaikkan harga BBM. Dan seluruh masyarakat Kaltim tidak bersepakat dengan kenaikan ini,” jelasnya Ferhat.
Dia mengatakan, aksi ini akan terus berlanjut hingga para anggota dewan ini turun ke tengah-tengah dan berdiskusi dengan para mahasiswa. Sebab kebijakan ini benar-benar melukai hati rakyat. Sebagai informasi Kaltim salah satu daerah penghasil minyak terbesar ke dua di Indonesia.
“Jika mereka tidak keluar, kami akan memaksa masuk ke Kantor DPRD Kaltim,” tegasnya.
Adapun empat point yang menjadi tuntutan dari Aliansi Masyarakat Kaltim Membara yakni Mendorong payung hukum yang jelas terhadap penggunaan BBM bersubsidi, mengevaluasi peran BPH Migas yang bertugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM bersubsidi, mendesak pemerintah memberantas mafia migas dan tambang, menjaga stabilitas harga bahan pokok.
Setelah mendengarkan orasi dari Aliansi Masyarakat Kaltim Membara, tak lama kemudian ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud turun menyambangi massa aksi tersebut, Mas’ud ingin menyampaikan sikap dan orasi untuk menyambut massa aksi namun tidak mendapatkan kesempatan dari massa aksi karena massa aksi yang dinilai sudah tidak kondusif.
Hingga 17:56 WITA terpantau Massa aksi tersebut masih berada di depan kantor DPRD Kaltim.
lis: Rid