PUBLIKNEWS.CO, SAMARINDA – Sejak awal dibangun, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Korpri Kaltim menuai pro dan kontra. Karena lokasi pembangunan berada di wilayah rawan banjir, yakni di Jalan Wahid Hasyim I, tepatnya di samping GOR Madya Sempaja, Samarinda.
Bukan hanya masalah lokasi, target penyelesaian yang saat itu dipastikan rampung pada akhir Desember 2021, faktanya meleset. Bahkan hingga saat ini, pembangunan rumah sakit berplat merah tersebut belum selesai.
“Saya dari dulu menentang. Kenapa? Karena menyangkut masalah letak dan posisinya. Banyak aspek pertimbangan, jangan hanya melihat kebutuhan saat itu saja,” ujar anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda Anhar, Kamis kemarin (4/2/2022).
Dia mengingatkan, pembangunan rumah sakit juga harus memperhatikan tata ruang dan dampak lingkungan yang akan ditimbulkan.
“Jangan sampai dengan pembangunan itu berdampak pada masalah-masalah. Karena tempat pembangunan yang tidak ideal dan menyalahi tata ruang. Dimana lokasinya itu beresiko banjir,” katanya.
Anhar khawatir, masyarakat akan kesulitan untuk menjangkau rumah sakit tersebut. Terlebih ketika di musim penghujan atau pasangnya air sungai, karena dipastikan akses jalan tergenang banjir.
“Kalau rumah sakit dibangun dengan kondisi saat ini, sulit juga digunakan, karena ketika terjadi banjir maka daerah itu sangat sulit untuk dijangkau. Setiap ada genangan air, itulah tempat-tempat yang sulit dilewati,” katanya lagi.
Dia mengungkap, jauh hari saat muncul wacana pembangunan RSUD Korpri Kaltim, pihaknya telah menyampaikan saran dan masukkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim maupun Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Tapi rupanya, saran tersebut kurang mendapat respon dari pihak pemerintah.
Selain itu, politisi dari PDIP ini menyayangkan, pembangunan rumah sakit hanya dilakukan di daerah perkotaan saja. Sementara, wilayah yang berada di pinggiran, justru tidak dilirik. Sehingga, banyak masyarakat yang berasal dari wilayah pinggiran selalu kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Dirinya mencontohkan, khusus di Kecamatan Palaran, hanya memiliki Puskesmas Rawat Inap. Yang mana, ketika di masa pandemi, layanan puskesmas dibatasi. Akibatnya masyarakat sekitar harus bersusah payah menuju ke kota untuk berobat atau mendapat layanan kesehatan ketika sakit iop in new jersey at Qtreatment.
Kondisi ini yang dinilai sangat memprihatikan. Apalagi Kecamatan Palaran, sangat dekat dengan Kecamatan Sanga -sanga, Kukar.
“Waktu itu kita sudah memberikan ide, alangkah baiknya dibangun di sekitar stadion (Palaran, red). Kan di sana ada tanah provinsi dan didanai oleh Pemerintah Provinsi. Sehingga bisa mengcover 2 kabupaten/kota. Kebutuhan fasilitas kesehatan warga di pinggiran Samarinda. Seperti Loa Janan, Palaran dan Samarinda Seberang. Juga Kutai Kartanegara, khususnya warga pesisirnya,” ujarnya.
Penulis : Han