Publiknews.co.Samarinda – Sani bin Husain, Anggota DPRD Samarinda, mengutarakan keprihatinannya terkait batasan-batasan yang terkadang muncul dalam hubungan orang tua dan anak. Dalam pernyataannya, Sani mengungkapkan bahwa sebagai ayah dari dua anak perempuan, ia menyadari pentingnya menjaga batas-batas yang sehat dalam hubungan tersebut.
“Ada batas-batas antara seorang anak dan ayah. Namun, saya yakin bahwa anak tidak boleh diarahkan menuju tindakan maksiat kepada Tuhan. Namun demikian, kita perlu memahami bahwa terdapat batasan dalam tata cara pengajaran agama kepada anak-anak,” ujar Sani.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pendidikan agama yang baik harus membangun pemahaman yang seimbang antara anak dan orang tua. Ia menyoroti bahwa kurangnya komunikasi dan pemahaman dapat menyebabkan ketidakseimbangan tersebut, dan ini dapat berdampak negatif terhadap masa depan anak.
“Saya menganggap sangat keliru jika pendidikan agama tidak terjalin dengan baik antara anak dan orang tua. Sangat penting untuk membentuk pondasi yang kuat dalam pemahaman agama yang sehat dan sesuai dengan nilai-nilai keluarga,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dia juga seorang ayah, mengungkapkan ketidakmampuannya untuk menoleransi tindakan kekerasan terhadap anak, terutama terhadap anak perempuan. Ia dengan tegas mengimbau agar anak-anak yang mengalami situasi yang merugikan atau mendapatkan perlakuan tidak adil segera melaporkan ke pihak berwajib.
“Dalam kota Samarinda, kita sudah memiliki Undang-Undang Perlindungan Anak dan Perempuan. Anak-anak tidak perlu takut untuk melapor, karena pasti akan dilindungi oleh Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan, yang bekerja sama dengan kepolisian dan pemerintah daerah,” tegas Sani.
Harapannya, agar masyarakat dapat lebih peduli terhadap isu-isu perlindungan anak dan perempuan, serta berperan aktif dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan generasi penerus.
Penulis Nur Ainunnisa | Editor Eka Mandiri